Jumat, 06 November 2009

Penyambutan Mahasiswa Baru Ikatan Mahasiswa Tanah Datar Dan Padang Panjang Iain Imam Bonjol Padang


alhamdulillah... akhirnya acara penyambutan mahasiswa baru ikatan mahasiswa tanah datar & padang panjang (IMATAR) berjalan dgn sukses...
selanjutnya kita akan mengadakan Musyawarah Besar (mubes).

Read more...

Senin, 30 Maret 2009

Bencana Galodo Landa Kabupaten Tanah Datar


30 Maret 2009

2 Orang Hilang, Puluhan Rumah Rusak dan ratusan hektar sawah tertimbun Lumpur
foto_galodo.jpgBENCANA..Galodo (Air Bah) melanda 5 kecamatan di kabupaten Tanah Datar Senin (30/3) sekitar jam 6.30 WIB. Dari 5 kecamatan tersebut kecamatan Sungai Tarab termasuk yang terparah, karena sejumlah nagari seperti Pasia Laweh, Sungai Tarab dan lain-lain terkena air baha yang datang secara tiba-tiba, diperkirakan akibat bobolnya telaga di pinggang gunung Merapi.

Dari data sementara yang berhasil dikumpulkan, di kenagarian Pasia Laweh kecamatan Sungai Tarab 35 KK dengan 148 jiwa dan 2 orang diantaranya dinyatakan hilang, 13 ternak dihanyutkan air, 22 rumah rusak, 9 diantaranya dihanyutkan air, 1 mesjid dan 2 mushalla rusak serta 30 hektar sawah tertimbun lumpur. Pasar Pasia Laweh yang baru saja dibangun ludes tersapu galodo.

Sementara di Tanjung Alam kecamatan Tanjung Baru 50 hektar sawah tertimbun tanah, masing-masing di jorong Bayua, Gantiang Ateh dan Gantiang Bawah, sedangkan di jorong Ampaleh 2 Kepala Bandar (Irigasi) rusak. Selanjutnya di Lurah Ampuah jorong Kandang Malabuang kenagarian Lawang Mandahiliang 20 KK dengan 150 jiwa terisolasi akibat jembatan yang menghubungkan ke jalan raya terputus.

Di Koto Panjang kecamatan Sungai Tarab 8 ekor sapi dihanyutkan air dan seorang wanita bernama Ayu terluka. Sedangkan di Pakarak Pagaruyuang dilaporkan 3 ternak juga hanyut dibawa air bah.

Camat Padang Ganting Drs.Aslamuddin, Msi ketika dihubungi melaporkan, seorang mayat laki-laki berusia sekitar 60 tahun ditemukan di Surau Pasia jorong Dani nagari Padang Ganting. Diduga mayat ini berasal dari Koto Panjang, karena ada yang mengaku keluarganya hanyut dibawa air. Korban meninggal ini segera di bawa ke RSU Mohd.Ali Hanafiah Batusangkar.Ketika dikonfirmasikan kepada Pimpinan RSU dr. H.Zunirman ternyata korban yang ditemukan di Padang Ganting ini bernama Yuliar berusia 68 tahun berasal dari Koto Panjang kecamatan Sungai Tarab.
korban_yuliar.jpg



Dari data yang berhasil dihimpun, setidaknya 5 jembatan putus akibat dihantam air, diantaranya jembatan yang menghubungkan Sungai Tarab dengan Ladang Koto, jembatan Lakuang Padang Jaya, jembatan Lurah Ampuah, jembatan Pincuran Dama dan Pincuran Talo Supayang serta jembatan Talao Situmbuak kecamatan Salimpaung.

Belum diketahui secara pasti berapa kerugian yang dialami masyarakat, namun yang jelas ratusan hektar yang menjadi tulang punggung perekonomian masyarakat rusak berat dan perlu penanganan serius untuk dapat difungsikan kembali.

Bupati Tanah Datar M.Shadiq Pasadigoe dan Wakil Bupati Aulizul Syuib yang semulanya akan melantik 4 Wali Nagari pada 4 nagari belum kesampaian, karena Kepala Daerah dan Wakil Daerah lebih mengutamakan mengunjungi tempat-tempat yang terkena musibah. Dari pagi hingga berita ini diturunkan, Bupati dan Wakil Bupati masih terus memonitor ke lokasi yang tekena bencana alam.

Kronologis Kejadian

Bencana banjir bandang (Galodo) yang melanda Tanah Datar ini berawal dari hujan lebat yang mengguyur daerah ini sejak minggu sekitar jam 18.00 Wib (menjelang magrib) hingga pagi. Telaga –telaga kecil yang berada dipinggang gunung Merapi tidak sanggup lagi menahan air hujan, sehingga bobol. Akibatnya air deras dan cukup besar mengalir melalui sungai kecil dan batang selo membawa pepohonan dan melanda rumah masyarakat sekitar pinggiran sungai sepanjang 30 KM.

Kejadian semacam ini pernah terjadi pada tahun 1979 menelan banyak korban meninggal dunia, namun kali ini kejadiannya dipagi hari sehingga sebahagian masyarakat dapat menyelamatkan diri ketempat yang lebih aman. Meskipun korban meninggal tidak seberapa, namun rumah, sawah, ternak, tempat ibadah serta sarana jalan dan jembatan mengalami rusak berat yang jelas berdampak terhadap perekonomian masyarakat.

Read more...

Kamis, 30 Oktober 2008

KABA IMATAR

Kami beritahukan kepada kawan-kawan yang berasal dari seluruh Tanah Datar & Padang Panjang untuk dapat hadir pada:
Hari / tgl : Selasa / 4 November 2008.
JAM : 16.00 WIB (Waktu Insan Beriman) - Selesai
T4 : Blok M
Hal : 1. Persiapan Rihlah
2. Silaturrahim dan Ta’aruf (kenalan awak samo awak)
3.dan hal-hal yang dirasa perlu
Mari sama-sama kita hadiri dan kita sukseskan acara kita ini. demikianlah pengumuman ini kami buat dan kami mohon sangat atas kehadiran Teman-teman sekalian.Trima kasih
Ttd
Panitia
Informasi lebih lanjut lihat : http://kabaimatar.blogspot.com

Read more...

Selasa, 14 Oktober 2008

Kaba Imatar


Kami beritahukan kepada kawan-kawan yang berasal dari seluruh Tanah Datar & Padang Panjang untuk dapat hadir pada:

Hari / tgl :Kamis / 16 oktober 2008.

JAM : 16.30 WIB - Selesai

T4 : Blok M

Perihal :

1. Silaturrahim dan Ta’aruf (kenalan awak samo awak)

2. pembagian skek

3.dan hal-hal yang dirasa perlu

Mari sama-sama kita hadiri dan kita sukseskan acara kita ini. demikianlah pengumuman ini kami buat dan kami mohon sangat atas kehadiran Teman-teman sekalian.Trima kasih.

Tertanda: Pengurus

Informasi lebih lanjut lihat : http://kabaimatar.blogspot.com

Cp : Dika- 081374632116


Read more...

Biografi Mahmud Yunus


Biografi Mahmud Yunus
Ia mulai terlibat gerakan pembaruan setelah mewakili gurunya untuk hadir dalam rapat besar ulama Minangkabau tahun 1919 di Padang Panjang, Sumatra barat. Abad 20 ditandai dengan kemajuan di berbagai bidang, terutama ilmu pengetahuan dan teknologi. Negara-negara yang bisa menguasai kedua hal tersebut, akan bisa mewujudkan kesejahteraan bagi masyarakatnya. Dan tentu, bangsa Indonesia yang mayoritas Muslim mau tak mau harus mengikuti perkembangan itu.

Selama ini ada anggapan pendidikan Islam hanya terpusat untuk mempelajari ilmu-ilmu agama. Tapi beberapa kalangan telah melakukan penyesuaian dengan memasukkan ilmu umum dalam kurikulum pendidikan Islam. Salah satu tokoh pembaru itu adalah Prof Mahmud Yunus. Disebutkan dalam buku Tokoh dan Pemimpin Agama, Biografi Sosial-Intelektual.

Mahmud Yunus lahir di desa Sungayang, Batusangkar, Sumatera Barat, hari Sabtu 10 Pebruari 1899. Keluarganya adalah tokoh agama yang cukup terkemuka. Ayahnya bernama Yunus bin Incek menjadi pengajar surau yang dikelola sendiri.Ibundanya bernama Hafsah binti Imam Samiun merupakan anak Engku Gadang M Tahir bin Ali, pendiri serta pengasuh surau di wilayah itu.

Sejak kecil, Mahmud Yunus dididik dalam lingkungan agama. Dia tidak pernah masuk ke sekolah umum. Ketika menginjak usia tujuh tahun (1906), Mahmud Yunus mulai belajar Alquran serta ibadah lainnya. Gurunya adalah kakeknya sendiri. Mahmud sempat selama tiga tahun menimba ilmu di sekolah desa, tahun 1908. Namun saat duduk di kelas empat, dia merasa tidak betah lantaran seringnya pelajaran kelas sebelumnya diulangi. Dia pun memutuskan pindah ke madrasah yang berada di Surau Tanjung Pauh bernama Madras School, asuhan HM Thaib Umar, seorang tokoh pembaru Islam di Minangkabau.

Sejarah mencatat HM Umar Thaib amat berpengaruh terhadap pembentukan keilmuan Mahmud Yunus. Melalui karya-karya gurunya itu, Mahmud dapat menyerap semangat pembaruan yang dibawa. Misalnya dalam karya Al-Munir, ditekankan penguasaan pengetahuan umum serta bahasa Eropa. Karenanya para santri di surau/pesantren HM Umar Thaib diwajibkan mempelajari ilmu agama, bahasa Eropa maupun ilmu pengetahuan umum. Maksudnya agar para santri dapat juga memanfaatkan ilmu-ilmu tersebut bagi peningkatan kesejahteraan umat dan perkembangan Islam.

Saat Mahmud belajar di Madras School antara tahun 1917-1923, di Minangkabau tengah tumbuh gerakan pembaruan Islam yang dibawa oleh para alumni Timur Tengah. Umumnya pembaruan Islam terwujud dalam dua bentuk, purifikasi dan modernisasi. Nah, yang dilakukan oleh para alumni adalah gerakan purifikasi untuk mengembalikan Islam ke zaman awal Islam dan menyingkirkan segala tambahan yang datang dari zaman setelahnya. Mahmud Yunus mulai terlibat di gerakan pembaruan saat berlangsung rapat besar ulama Minangkabau tahun 1919 di Padang Panjang. Dia diminta untuk mewakili gurunya. Pertemuan itu secara langsung maupun tidak langsung mempengaruhi pola pemikiran pembaruan Mahmud, terutama berkat pandangan-pandangan yang dikemukakan sejumlah tokoh pembaru seperti Abdullah Ahmad serta Abdul Karim Amrullah. Bersama staf pengajar lainnya yang bergiat di gerakan pembaruan, tahun 1920 Mahmud membentuk perkumpulan pelajar Islam di Sungayang bernama Sumatera Thawalib. Salah satu kegiatan kelompok ini adalah menerbitkan majalah al-Basyir dengan Mahmud Yunus menjadi pemimpin redaksinya.

Interaksi yang kian intens dengan gerakan pembaru, mendorongnya untuk menimba pengetahuan lebih jauh di Mesir. Tidak mudah untuk mewujudkan hasratnya itu, berbagai kendala dihadapi. Namun pada akhirnya kegigihan Mahmud Yunus dapat mengantarkannya ke al-Azhar, Kairo, tahun 1924. Di sana dia mempelajari ilmu ushul fiqh, ilmu tafsir, fikih Hanafi dan sebagainya. Mahmud Yunus seorang murid yang cerdas. Hanya dalam tempo setahun, dia berhasil mendapatkan Syahadah Alimiyah dari al-Azhar dan menjadi orang Indonesia kedua yang memperoleh predikat itu. Tetapi dia merasa belum cukup dengan apa yang telah diperoleh lantaran peningkatan pengetahuan umumnya belum terpenuhi. Dia pun berkeinginan melanjutkan studi ke madrasah Dar al-Ulum yang memang mengajarkan pengetahuan umum. Mahmud Yunus kemudian meneguhkan diri untuk mengikuti seluruh persyaratan yang diminta dan terbukti mampu memenuhi. Dia dimasukkan sebagai mahasiswa di kelas bagian malam (qiyam lail). Semua mahasiswanya berkebangsaan Mesir, kecuali Mahmud Yunus. Tercatat dia menjadi orang Indonesia pertama yang masuk Dar al-Ulum.

Kuliah Mahmud Yunus berakhir dengan lancar. Tahun 1929, dia mendapat ijazah diploma guru dengan spesialisasi bidang ilmu kependidikan. Setelah itu, dia kembali ke kampung halamannya di Sungayang Batusangkar. Gerakan pembaruan di Minangkabau saat itu makin berkembang. Ini amat menggembirakan Mahmud Yunus yang lantas mendirikan dua lembaga pendidikan Islam, tahun 1931, yakni al-Jami’ah Islamiyah di Sungayang dan Normal Islam di Padang. Di kedua lembaga inilah dia menerapkan pengetahun dan pengalaman yang didapatnya di Dar al-Ulum, Kairo Karena kekurangan tenaga pengajar, al-Jami’ah Islamiyah terpaksa ditutup tahun 1933. Sedangkan

Normal Islam hanya menerima tamatan madrasah 7 tahun dan dimaksudkan untuk mendidik calon guru. Ilmu yang diajarkan berupa ilmu agama, bahasa Arab, pengetahuan umum, ilmu mengajar, ilmu jiwa dan ilmu kesehatan. Dua penekanan dalam pembaruan Mahmud Yunus di lembaga pendidikannya yakni pengenalan pengetahuan umum dan pembaruan pengajaran bahasa Arab. Pengajaran pengetahuan umum di sekolahnya sebenarnya tidaklah baru. Tahun 1909 Abdullah Ahmad sudah mengajarkan berhitung, bahasa Eropa di Adabiyah School. Sementara Mahmud Yunus menambahkan beberapa pelajaran umum semisal ilmu alam, hitung dagang, dan tata buku. Pada bidang pengajaran bahasa Arab, pembaruan Mahmud Yunus tak hanya menekankan penguasaan bahasa Arab, namun juga menunjukkan bagaimana secara didaktis-metodis modern para siswa menguasai bahasa tersebut dengan cepat dan mudah. Dia memimpin Normal Islam selama 11 tahun, mulai 1931-1938 dan 1942 dan 1946. Pada tahun 30-an, dia juga aktif di organisasi Islam antara lain menjadi salah satu anggota Minangkabau Raad. Lantas tahun 1943 dipilih menjadi Penasehat Residen mewakili Majelis Islam Tinggi. Demikian pula di kementerian agama yakni dengan menjabat selaku Kepala Penghubung Pendidikan Agama. Awal tahun 1970 kesehatan Mahmud Yunus menurun dan bolak balik masuk rumah sakit. Tahun 1982, dia memperoleh gelar doctor honoris causa di bidang ilmu tarbiyah dari IAIN Jakarta atas karya-karyanya dan jasanya dalam pengembangan pendidikan Islam di Indonesia. Sepanjang hidupnya,Mahmud Yunus menulis tak kurang dari 43 buku. Pada tahun 1982, Mahmud Yunus meninggal dunia.

Read more...

Boi G. Sakti Koreografer Papan Atas Indonesia


Terlahir dengan nama asli Yandi Yasin, di Batusangkar, 4 Agustus 1966, Boi G. Sakti tercatat sebagai salah satu koreografer papan atas Indonesia dan dikenal hingga mancanegara.
Karya-karyanya yang mencitrakan perpaduan tradisi Minang dengan spirit baru yang dipetik dari berbagai sumber global, dimensi sosial, politik, teknologi, informasi, hingga modernitas, telah ikut mengangkat nama Minangkabau dan Sumatera Barat sampai ke Eropa dan Amerika

Read more...

Profil Drs. H. Hasan Basri Durin


Dilahirkan di Nagari Jaho, Padangpanjang, 15 Januari 1935, Hasan Basri Durin adalah seorang pamong karir yang menapak dari bawah.
Setelah meraih Sarjana Muda (1958), ia bertugas di Jambi sebagai Sekretaris Panitia Pemilihan Daerah. Kemudian kuliah doktoral di Fakultas HESP UGM. Setelah itu, menjadi Sekretaris Walikota Jambi.
Tahun 1962-1963 mendalami ilmu pemerintahan di Amerika Serikat. Dalam usia 31 tahun, Hasan Basri Durin dipercaya menjadi Penjabat Wali Kota Jambi (1966-1967). Akhir tahun 1960-an pindah ke Sumatera Barat dan menjabat Sekretaris Penitia Pemilihan Daerah (1970-1971). Tahun 1971, menjadi Penjabat Wali Kota Padang. Tahun 1973 terpilih sebagai Wali Kota definitif hingga tahun 1983. Setelah empat tahun menjabat Pembantu Gubernur Wilayah II, tahun 1987 ia terpilih menjadi Gubernur Sumatera Barat dua periode menggantikan Ir. Azwar Anas. Jabatan ini diembannya selama dua periode hingga tahun 1997.
Selepas menjadi Kepala Daerah Hasan Basri Durin terpilih menjadi Ketua Fraksi Utusan Daerah (FUD) MPR-RI (1998). Setelah Presiden Soeharto jatuh, Hasan Basri Durin diangkat oleh Presiden B.J. Habibie sebagai Menteri Negara Agraria/Kepala Badan Pertanahan Nasional (BPN) yang ia jabat selama periode Pemerintahan Habibie (1998-1999).
Sumber : www.padang-today.com

Read more...