Kamis, 30 Oktober 2008

KABA IMATAR

Kami beritahukan kepada kawan-kawan yang berasal dari seluruh Tanah Datar & Padang Panjang untuk dapat hadir pada:
Hari / tgl : Selasa / 4 November 2008.
JAM : 16.00 WIB (Waktu Insan Beriman) - Selesai
T4 : Blok M
Hal : 1. Persiapan Rihlah
2. Silaturrahim dan Ta’aruf (kenalan awak samo awak)
3.dan hal-hal yang dirasa perlu
Mari sama-sama kita hadiri dan kita sukseskan acara kita ini. demikianlah pengumuman ini kami buat dan kami mohon sangat atas kehadiran Teman-teman sekalian.Trima kasih
Ttd
Panitia
Informasi lebih lanjut lihat : http://kabaimatar.blogspot.com

Read more...

Selasa, 14 Oktober 2008

Kaba Imatar


Kami beritahukan kepada kawan-kawan yang berasal dari seluruh Tanah Datar & Padang Panjang untuk dapat hadir pada:

Hari / tgl :Kamis / 16 oktober 2008.

JAM : 16.30 WIB - Selesai

T4 : Blok M

Perihal :

1. Silaturrahim dan Ta’aruf (kenalan awak samo awak)

2. pembagian skek

3.dan hal-hal yang dirasa perlu

Mari sama-sama kita hadiri dan kita sukseskan acara kita ini. demikianlah pengumuman ini kami buat dan kami mohon sangat atas kehadiran Teman-teman sekalian.Trima kasih.

Tertanda: Pengurus

Informasi lebih lanjut lihat : http://kabaimatar.blogspot.com

Cp : Dika- 081374632116


Read more...

Biografi Mahmud Yunus


Biografi Mahmud Yunus
Ia mulai terlibat gerakan pembaruan setelah mewakili gurunya untuk hadir dalam rapat besar ulama Minangkabau tahun 1919 di Padang Panjang, Sumatra barat. Abad 20 ditandai dengan kemajuan di berbagai bidang, terutama ilmu pengetahuan dan teknologi. Negara-negara yang bisa menguasai kedua hal tersebut, akan bisa mewujudkan kesejahteraan bagi masyarakatnya. Dan tentu, bangsa Indonesia yang mayoritas Muslim mau tak mau harus mengikuti perkembangan itu.

Selama ini ada anggapan pendidikan Islam hanya terpusat untuk mempelajari ilmu-ilmu agama. Tapi beberapa kalangan telah melakukan penyesuaian dengan memasukkan ilmu umum dalam kurikulum pendidikan Islam. Salah satu tokoh pembaru itu adalah Prof Mahmud Yunus. Disebutkan dalam buku Tokoh dan Pemimpin Agama, Biografi Sosial-Intelektual.

Mahmud Yunus lahir di desa Sungayang, Batusangkar, Sumatera Barat, hari Sabtu 10 Pebruari 1899. Keluarganya adalah tokoh agama yang cukup terkemuka. Ayahnya bernama Yunus bin Incek menjadi pengajar surau yang dikelola sendiri.Ibundanya bernama Hafsah binti Imam Samiun merupakan anak Engku Gadang M Tahir bin Ali, pendiri serta pengasuh surau di wilayah itu.

Sejak kecil, Mahmud Yunus dididik dalam lingkungan agama. Dia tidak pernah masuk ke sekolah umum. Ketika menginjak usia tujuh tahun (1906), Mahmud Yunus mulai belajar Alquran serta ibadah lainnya. Gurunya adalah kakeknya sendiri. Mahmud sempat selama tiga tahun menimba ilmu di sekolah desa, tahun 1908. Namun saat duduk di kelas empat, dia merasa tidak betah lantaran seringnya pelajaran kelas sebelumnya diulangi. Dia pun memutuskan pindah ke madrasah yang berada di Surau Tanjung Pauh bernama Madras School, asuhan HM Thaib Umar, seorang tokoh pembaru Islam di Minangkabau.

Sejarah mencatat HM Umar Thaib amat berpengaruh terhadap pembentukan keilmuan Mahmud Yunus. Melalui karya-karya gurunya itu, Mahmud dapat menyerap semangat pembaruan yang dibawa. Misalnya dalam karya Al-Munir, ditekankan penguasaan pengetahuan umum serta bahasa Eropa. Karenanya para santri di surau/pesantren HM Umar Thaib diwajibkan mempelajari ilmu agama, bahasa Eropa maupun ilmu pengetahuan umum. Maksudnya agar para santri dapat juga memanfaatkan ilmu-ilmu tersebut bagi peningkatan kesejahteraan umat dan perkembangan Islam.

Saat Mahmud belajar di Madras School antara tahun 1917-1923, di Minangkabau tengah tumbuh gerakan pembaruan Islam yang dibawa oleh para alumni Timur Tengah. Umumnya pembaruan Islam terwujud dalam dua bentuk, purifikasi dan modernisasi. Nah, yang dilakukan oleh para alumni adalah gerakan purifikasi untuk mengembalikan Islam ke zaman awal Islam dan menyingkirkan segala tambahan yang datang dari zaman setelahnya. Mahmud Yunus mulai terlibat di gerakan pembaruan saat berlangsung rapat besar ulama Minangkabau tahun 1919 di Padang Panjang. Dia diminta untuk mewakili gurunya. Pertemuan itu secara langsung maupun tidak langsung mempengaruhi pola pemikiran pembaruan Mahmud, terutama berkat pandangan-pandangan yang dikemukakan sejumlah tokoh pembaru seperti Abdullah Ahmad serta Abdul Karim Amrullah. Bersama staf pengajar lainnya yang bergiat di gerakan pembaruan, tahun 1920 Mahmud membentuk perkumpulan pelajar Islam di Sungayang bernama Sumatera Thawalib. Salah satu kegiatan kelompok ini adalah menerbitkan majalah al-Basyir dengan Mahmud Yunus menjadi pemimpin redaksinya.

Interaksi yang kian intens dengan gerakan pembaru, mendorongnya untuk menimba pengetahuan lebih jauh di Mesir. Tidak mudah untuk mewujudkan hasratnya itu, berbagai kendala dihadapi. Namun pada akhirnya kegigihan Mahmud Yunus dapat mengantarkannya ke al-Azhar, Kairo, tahun 1924. Di sana dia mempelajari ilmu ushul fiqh, ilmu tafsir, fikih Hanafi dan sebagainya. Mahmud Yunus seorang murid yang cerdas. Hanya dalam tempo setahun, dia berhasil mendapatkan Syahadah Alimiyah dari al-Azhar dan menjadi orang Indonesia kedua yang memperoleh predikat itu. Tetapi dia merasa belum cukup dengan apa yang telah diperoleh lantaran peningkatan pengetahuan umumnya belum terpenuhi. Dia pun berkeinginan melanjutkan studi ke madrasah Dar al-Ulum yang memang mengajarkan pengetahuan umum. Mahmud Yunus kemudian meneguhkan diri untuk mengikuti seluruh persyaratan yang diminta dan terbukti mampu memenuhi. Dia dimasukkan sebagai mahasiswa di kelas bagian malam (qiyam lail). Semua mahasiswanya berkebangsaan Mesir, kecuali Mahmud Yunus. Tercatat dia menjadi orang Indonesia pertama yang masuk Dar al-Ulum.

Kuliah Mahmud Yunus berakhir dengan lancar. Tahun 1929, dia mendapat ijazah diploma guru dengan spesialisasi bidang ilmu kependidikan. Setelah itu, dia kembali ke kampung halamannya di Sungayang Batusangkar. Gerakan pembaruan di Minangkabau saat itu makin berkembang. Ini amat menggembirakan Mahmud Yunus yang lantas mendirikan dua lembaga pendidikan Islam, tahun 1931, yakni al-Jami’ah Islamiyah di Sungayang dan Normal Islam di Padang. Di kedua lembaga inilah dia menerapkan pengetahun dan pengalaman yang didapatnya di Dar al-Ulum, Kairo Karena kekurangan tenaga pengajar, al-Jami’ah Islamiyah terpaksa ditutup tahun 1933. Sedangkan

Normal Islam hanya menerima tamatan madrasah 7 tahun dan dimaksudkan untuk mendidik calon guru. Ilmu yang diajarkan berupa ilmu agama, bahasa Arab, pengetahuan umum, ilmu mengajar, ilmu jiwa dan ilmu kesehatan. Dua penekanan dalam pembaruan Mahmud Yunus di lembaga pendidikannya yakni pengenalan pengetahuan umum dan pembaruan pengajaran bahasa Arab. Pengajaran pengetahuan umum di sekolahnya sebenarnya tidaklah baru. Tahun 1909 Abdullah Ahmad sudah mengajarkan berhitung, bahasa Eropa di Adabiyah School. Sementara Mahmud Yunus menambahkan beberapa pelajaran umum semisal ilmu alam, hitung dagang, dan tata buku. Pada bidang pengajaran bahasa Arab, pembaruan Mahmud Yunus tak hanya menekankan penguasaan bahasa Arab, namun juga menunjukkan bagaimana secara didaktis-metodis modern para siswa menguasai bahasa tersebut dengan cepat dan mudah. Dia memimpin Normal Islam selama 11 tahun, mulai 1931-1938 dan 1942 dan 1946. Pada tahun 30-an, dia juga aktif di organisasi Islam antara lain menjadi salah satu anggota Minangkabau Raad. Lantas tahun 1943 dipilih menjadi Penasehat Residen mewakili Majelis Islam Tinggi. Demikian pula di kementerian agama yakni dengan menjabat selaku Kepala Penghubung Pendidikan Agama. Awal tahun 1970 kesehatan Mahmud Yunus menurun dan bolak balik masuk rumah sakit. Tahun 1982, dia memperoleh gelar doctor honoris causa di bidang ilmu tarbiyah dari IAIN Jakarta atas karya-karyanya dan jasanya dalam pengembangan pendidikan Islam di Indonesia. Sepanjang hidupnya,Mahmud Yunus menulis tak kurang dari 43 buku. Pada tahun 1982, Mahmud Yunus meninggal dunia.

Read more...

Boi G. Sakti Koreografer Papan Atas Indonesia


Terlahir dengan nama asli Yandi Yasin, di Batusangkar, 4 Agustus 1966, Boi G. Sakti tercatat sebagai salah satu koreografer papan atas Indonesia dan dikenal hingga mancanegara.
Karya-karyanya yang mencitrakan perpaduan tradisi Minang dengan spirit baru yang dipetik dari berbagai sumber global, dimensi sosial, politik, teknologi, informasi, hingga modernitas, telah ikut mengangkat nama Minangkabau dan Sumatera Barat sampai ke Eropa dan Amerika

Read more...

Profil Drs. H. Hasan Basri Durin


Dilahirkan di Nagari Jaho, Padangpanjang, 15 Januari 1935, Hasan Basri Durin adalah seorang pamong karir yang menapak dari bawah.
Setelah meraih Sarjana Muda (1958), ia bertugas di Jambi sebagai Sekretaris Panitia Pemilihan Daerah. Kemudian kuliah doktoral di Fakultas HESP UGM. Setelah itu, menjadi Sekretaris Walikota Jambi.
Tahun 1962-1963 mendalami ilmu pemerintahan di Amerika Serikat. Dalam usia 31 tahun, Hasan Basri Durin dipercaya menjadi Penjabat Wali Kota Jambi (1966-1967). Akhir tahun 1960-an pindah ke Sumatera Barat dan menjabat Sekretaris Penitia Pemilihan Daerah (1970-1971). Tahun 1971, menjadi Penjabat Wali Kota Padang. Tahun 1973 terpilih sebagai Wali Kota definitif hingga tahun 1983. Setelah empat tahun menjabat Pembantu Gubernur Wilayah II, tahun 1987 ia terpilih menjadi Gubernur Sumatera Barat dua periode menggantikan Ir. Azwar Anas. Jabatan ini diembannya selama dua periode hingga tahun 1997.
Selepas menjadi Kepala Daerah Hasan Basri Durin terpilih menjadi Ketua Fraksi Utusan Daerah (FUD) MPR-RI (1998). Setelah Presiden Soeharto jatuh, Hasan Basri Durin diangkat oleh Presiden B.J. Habibie sebagai Menteri Negara Agraria/Kepala Badan Pertanahan Nasional (BPN) yang ia jabat selama periode Pemerintahan Habibie (1998-1999).
Sumber : www.padang-today.com

Read more...

Perantau Pulang Basamo


Para perantau yang pulang basamo, meramaikan objek wisata yang terdapat di Kabupaten Tanahdata. Tiga lokasi objek wisata, Istano Basa Pagaruyuang di Nagari Pagaruyuang, Batu Angkek-angkek di Nagari Tanjuang dan pemandangan alam di Nagari Salimpauang, terlihat sesak oleh pengunjung baik perantau maupun masyarakat Tanahdata.

“Pulang kampuang bukan semata untuk bersilaturahmi dengan sanak keluarga tapi juga melihat objek wisata yang ada pengganti kejenuhan selama bekerja di rantau,” tutur H Edison, perantau dari Jakarta asal Nagari Minangkabau saat melihat kondisi pembangunan kembali Istano Basa Pagaruyuang. (*)

Read more...

Nama-nama Pengurus 2008-2009

Penaggug jawab : Ikatan Mahasiswa Tanah Datar & Padang Panjang ( IMATAR ) Kota Padang.

Pembina : Prof.Dr.H. Salmadanis, M.Ag.

Drs.Zulfammi HB, M.Hum.

H.Jhoni Efendi,Lc.

H.Andri Yaldi,M.A.

Dra.Meria Novi.

Susunan Pengurus :

Ketua Umum : HENDRA

Sekretaris Umum : ANDIKA FIGORA

Bendahara Umum : MITRA YENTI

Ketua Bid Organisasi : Syukri Rahmi

Ketua Bid PSDA : Alfa Edison

Ketua Bid Kerohanian : Alamsyah Indra

Ketua Bid Pendanaan : Hendri

Ketua Bid Humas : Masrianto

Ketua Bid Keputrian : Dewi Suryani

Sek.bid Organisasi : Eliza Putri

Sek.bid PSDA : Silvia Nora

Sek.bid Kerohanian : Juwita Yolanda

Sek.bid Pendanaan : Nina Nurdiana

Sek.bid Humas : Prima Dona Jamil

Sek.bid Keputrian : Iya susanti

Anggota Bid Organisasi Anggota Bid PSDA

- Ronil - Refi Antoni

- Rahmadianti aulia - Mila Wendra

- Nicky Hastuti - Sri Handayani

- Oondri Gustian - Ilham Mustafa

- Erita Gusma Ahmad - Afrianti

- Hendri Miko - Rifki Ismail

Anggota Bid Kerohanian Anggota Bid Humas

- Keswita - David Yovinaldo

- Budiman M. Nur - Ratna Juwita

- Yunihar - Yenita

- Safri - Asep

- Johari Jamal - Vionalisa

- Dede Rahmad - Rafid Ardi

- Febrio Saputra - Riska Oktafia

Anggota Bid Pendanaan Anggota Bid Keputrian

- Rifki Hariadi - Rina Nurlaili

- Irawati Fauziah - Fitriana Dewi

- Mahandra - Nurul Husna

- Ricka Marni - Efi Fadhila

- M. Taufik - Meri Yanti

- M. Ikbal -Rini Mardianti

Read more...

SELAMAT DAN SUKSES ATAS PELANTIKAN SEKALIGUS BUKO BASAMO

SELAMAT DAN SUKSES ATAS PELANTIKAN SEKALIGUS BUKO BASAMO

Ikatan Mahasiswa Tanah Datar & Padang Panjang

(IMATAR)

IAIN Imam Bonjol Padang Periode 2008-2009

Thema : Mempererat Ukhuwah Untuk Memajukan Kampung Halaman”

Padang, 19 September 2008

Read more...